Implementasi Teknologi Informasi semakin masyarakat rasakan hampir di semua sektor baik swasta maupun di Pemerintahan dan khususnya pada layanan - layanan publik, tidak hanya prestise bagi penyedia jasa, tentunya ini menjadi suatu kebutuhan baik pengguna jasa maupun penyedia jasa, hal ini merupakan wujud ataupun bentuk komitmen penyedia jasa untuk memberikan pelayanan terbaik secara cepat dan mudah, tentu saja ini memerlukan investasi yang tidak sedikit.
BUMN Penyedia transportasi kereta PT.KAI ini misalnya, seperti di lansir pada media elektronik www.detik.com edisi 06 Juni 2013 dengan judul : "Dirut KAI Ubah Budaya Masyarakat Lewat Tiket Elektronik"
Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat ini telah
menerapkan sistem tiket elektronik (e-ticketing) pada 61 stasiun KRL di
Jabodetabek. BUMN penyedia transportasi kereta ini ingin mengubah cara
masyarakat bertransportasi.
"Kita perlu terus menerus untuk membantu masyarakat mengubah budaya menggunakan transportasi dengan standar internasional karena masyarakat masih sebagian perlu belajar menggunakan tiket elektronik," tutur Direktur Utama KAI Ignasius Jonan kepada detikFinance, Kamis (6/6/2013).
Menurut Jonan, masyarakat Indonesia, khususnya pengguna KRL, saat ini masih dalam proses adaptasi menggunakan tiket elektronik ini. Karena sudah berpuluh tahun terbiasa menggunakan tiket kertas. Penggunaan tiket elektronik, menurutnya akan membuat penggunaan transportasi ini lebih tertib.
"KAI akan persuasif membiasakan masyarakat menggunakan sistem baru dalam membeli tiket dan naik KRL, sekali lagi persuasif," katanya.
Jonan mengatakan, dia mempunyai rencana jangka panjang untuk transportasi kereta api di Indonesia, khususnya KRL.
"Kami akan perlahan meningkatan kapasitas angkut KRL Jabodetabek sampai dengan 1,2 juta penumpang per hari di tahun 2018. Pada waktu saya bergabung dengan KAI, kapasitas KRL sekitar 350 ribu penumpang per hari, saat ini sekitar 600 ribu per hari. Di tahun 2014 diharapkan menjadi 750 ribu penumpang per hari," papar Jonan.
Untuk mencapai target itu, penerapan tiket elektronik ini jadi salah satu caranya. "Bayangkan kalau pakai karcis kertas manual, tentu tidak bisa melayani sampai 1,2 juta penumpang per hari," ungkap Jonan.
"Kita perlu terus menerus untuk membantu masyarakat mengubah budaya menggunakan transportasi dengan standar internasional karena masyarakat masih sebagian perlu belajar menggunakan tiket elektronik," tutur Direktur Utama KAI Ignasius Jonan kepada detikFinance, Kamis (6/6/2013).
Menurut Jonan, masyarakat Indonesia, khususnya pengguna KRL, saat ini masih dalam proses adaptasi menggunakan tiket elektronik ini. Karena sudah berpuluh tahun terbiasa menggunakan tiket kertas. Penggunaan tiket elektronik, menurutnya akan membuat penggunaan transportasi ini lebih tertib.
"KAI akan persuasif membiasakan masyarakat menggunakan sistem baru dalam membeli tiket dan naik KRL, sekali lagi persuasif," katanya.
Jonan mengatakan, dia mempunyai rencana jangka panjang untuk transportasi kereta api di Indonesia, khususnya KRL.
"Kami akan perlahan meningkatan kapasitas angkut KRL Jabodetabek sampai dengan 1,2 juta penumpang per hari di tahun 2018. Pada waktu saya bergabung dengan KAI, kapasitas KRL sekitar 350 ribu penumpang per hari, saat ini sekitar 600 ribu per hari. Di tahun 2014 diharapkan menjadi 750 ribu penumpang per hari," papar Jonan.
Untuk mencapai target itu, penerapan tiket elektronik ini jadi salah satu caranya. "Bayangkan kalau pakai karcis kertas manual, tentu tidak bisa melayani sampai 1,2 juta penumpang per hari," ungkap Jonan.
sumber:
http://finance.detik.com/read/2013/06/06/135247/2266406/4/dirut-kai-ubah-budaya-masyarakat-lewat-tiket-elektronik?f9911013
No comments:
Post a Comment